Selamat Datang !

Silahkan Membaca dan berkomentar di blog ini
BEBAS !!!

10 Juli 2009

PENDIDIK YANG IKHLAS ADALAH YANG PALING MULIA

Menurut Al-Ghazali ( Ihya 'Ulumuddin )
" Makhluk yang paling mulia di muka bumi ialah manusia. Sedangkan bagian tubuh manusia yang paling mulia adlah hatinya. Guru sibuk menyempurnakan, mengagungkan dan mensucikannya, serta menuntunnya untuk dekat dengan Allah SWT.

Oleh karena itu, mengajarkan ilmu bukan hanya termasuk ibadah, melainkan juga termasuk khilafah Allah SWT. Karena hati orang alim telah dibukakan oleh Allah untuk menerima ilmu yang merupakan sifat-Nya yang paling khusus. Orang 'alim adalah bendaharawan yang mengurusi khasanah Allah yang paling berharga."

" Barang siapa berilmu dan mengamalkannya, maka dilah yang disebut agung di kerajaan langit. Dia bagaikan matahari yang selain menerangi dirinya sendiri juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kasturi yang harum dan memercikan keharuman kepada orang yang berpapasan dengannya. Barang siapa yang menyibukan diri dalam mengajar, berarti dia telah meraih perkara yang agung. Oleh sebab itu hendaklah seorang guru memperhatikan tatakrama ( etika seorang guru ) dalam menjalankan tugas-tugasnya."

Menurut Al-Ghazali ( Fatihatul 'Ulum )
" Seluruh manusia akan binasa, kecuali orang-orang yang berilmu. Orang-orang yang berilmu akan binasa, kecuali orang-orang yang mengamalkan ilmunya. Orang-orang yang mengamalkan ilmunya akan binasa, kecuali orang-orang yang ikhlash."

06 Juli 2009

Sesalkan Penolakan CPNS dari PGSD Islam


Senin, 3 November 2008 17:02
Brebes, NU Online
Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) menyayangkan sikap panitia penerimaan CPNS formasi tahun 2008 yang menolak lulusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Islam (PGSDI) dalam penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk formasi guru kelas SD di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.



Ketua Pengurus Cabang Ma'arif NU Brebes, Drs Syamsul Maarif, S.Pd., penolakan tersebut tidak ada dasarnya sama sekali. Padahal Lulusan PGSDI sama saja dengan PGSD dari perguruan tinggi umum.


“Penyempitan lahan pekerjaan bagi anak-anak yang sekolah di lembaga Islam, adalah bentuk diskriminasi nyata,” ujar Syamsul usai menghadap Ketua Dewan Pendidikan Kab Brebes, Senin (3/11) untuk melaporkan hal terkait di kantor Dewan Pendidikan setempat.

Sikap tersebut disampikan terkait para penolakan pendaftar CPNS di Brebes yang lulusan PGSDI yang nota bene berasal dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI). Mereka terancam tidak bisa ikut bersaing menjadi CPNS kali ini, karena formasi yang dibutuhkan untuk guru kelas SD harus berasal dari lulusan PGSD, bukan PGSDI atau PGMI.

Justru dengan lulusan dari PGSDI/PGMI, lanjut Syamsul, memiliki dua keuntungan. Yakni selain guru tersebut mampu mengelola kelas juga bisa mengarahkan mata batin anak-anak bangsa terhadap pendalaman agama.

Hal serupa disampaikan Kabag Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Brebes Mad Sholeh SPd Msi. “Mestinya, Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Brebes tidak membuat keputusan yang bersifat diskriminatif,” ujar Sholeh.

"Pemkab perlu meninjau ulang keputusan penolakan terhadap lulusan PGSDI/PGMI ini, supaya tidak ada diskriminasi terhadap lembaga pendidikan Islam," ujar Mad Sholeh, yang sebelumnya sempat mengajar di STAI Cirebon.

Nilai-nilai pendidikan Islam, sangat diperlukan dalam sistem pendidikan nasional. Karena unsur budi pekerti, yang ada pada pendidikan agama Islam saat ini justru yang diutamakan. Sehingga Pemkab justru merasa diuntungkan dengana adanya nilai-nilai plus yang sudah ada pada lulusan PGSDI maupun PGMI.

"Lulusan PGSDI maupun PGMI mempunyai tugas dan wewenang yang sama, karena memiliki akta II untuk mengajar," tegasnya.

Mad Sholeh tidak habis pikir, terhadap penolakan tersebut. Padahal pemerintah pusat sendiri telah menerapkan gerakan anti diskriminasi, antara lain dengan melegalkan lembaga pendidikan pesantren yang sebelumnya tidak diakui secara resmi.

“Ini preseden buruk pada lembaga pendidikan Islam. Karena nantinya mereka yang akan mengikuti kuliah atau bersekolah di lembaga pendidikan Islam dianggap rendah dan ijazahnya tidak berlaku di instansi pemerintah,” ungkap Sholeh.

Menanggapi kasus tersebut, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Brebes Wisnu Broto SH MH tetap bersikukuh, untuk formasi guru kelas SD, pihaknya tetap mengacu pada SK Menpan tersebut, yakni hanya bisa menerima lulusan PGSD.

“Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (Menpan) pengisian formasi PNS harus sesuai dengan bidang ilmu yang tercantum,” tandasnya.

STIT Brebes Wisuda 221 Sarjana

BREBES - Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Brebes, Rabu (31/12) mewisuda 221 sarjana (S1) di Islamic Center, Brebes. Wisuda itu merupakan angkatan ke-2, sejak perguruan tinggi swasta itu berdiri. Wisuda dihadiri senat STIT dan Wakil Bupati H Agung Widyantoro SH MSi.



Sebelum dilakukan pengukuhan gelar sarjana, Ketua STIT Prof Dr H Muhaimin MA memberikan penghargaan kepada tiga lulusan terbaik dengan predikat baik sekali. Mereka terdiri, Toridin, II Nuchi, dan III Maria Ulfah Asriani.

Prof Muhaimin mengatakan, kehadiran STIT di Kota Brebes tak lepas dari cita-cita umat Islam dan masyarakat Brebes untuk memajukan ajaran Islam. Terutama memenuhi pangsa pasar bidang pendidikan, membina sosok pendidikan yang memiliki predikat ulama intelektual dan intelektual ulama.

Positif

”Dengan dasar pemikiran tersebut saya berharap STIT Brebes mampu merespon dan memberikan jawaban terhadap tantangan zaman terutama dalam melahirkan sarjana pendidikan yang profesional,” tuturnya.

Menurut dia, akhir-akhir ini penilaian masyarakat terhadap lembaga pendidikan tinggi itu sangat positif.

Hal tersebut dapat dilihat dari minat masyarakat untuk belajar khususnya setelah diberlakukan Undang-Undang Dosen dan Guru No 14 Tahun 2005 yang menyebutkan guru dan dosen mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang strategis dalam pembangunan nasional.(wh-52)

PENUTUPAN KKN MAHASISWA STIT BREBES

Brebes - Kepala Sekertariat Bappeda Brebes, Dra. Tri Wulan mewakili Bupati Brebes menutup kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Kabupaten Brebes kamis tadi di Pendopo Brebes. Hadir pada acara tersebut SKPD Kabupaten Brebes, Dewan pendidikan, Dosen serta Mahasiswa STIT Brebes.

Bupati Brebes dalam sambutan yang dibacakan Kepala Sekertariat Bappeda Brebes mengatakan bahwa kuliah kerja nyata ini bukan hanya merupakan ajang mengaplikasikan berbagai teori kampus di tengah kondisi dan kebutuhan riil masyarakat namun juga memberi manfaat bagi masyarakat sasaran. Masyarakat pun tidak sekedar mendapat tambahan pengetahuan, tetapi turut pula merasakan sumbangan pemikiran dan kerja nyata dalam rangka mensukseskan pembangunan di daerah Brebes. Hal ini sesuai dengan tema yang diusung yaitu, ” Dengan kkn kita tingkatkan pemberdayaan masyarakat brebes dalam rangka meningkatkan kerukunan untuk pembangunan”. Untuk itu atas nama Pemerintah Kabupaten dan warga masyarakat Brebes, menyampaikan terimakasih atas sumbangsih peserta KKN serta kerja sama yang baik dari pihak STIT, teriring harapan kerja sama yang saling menguntungkan semacam ini, dapat diteruskan dan ditingkatkan di masa mendatang.


Lebih lanjut Bupati menyampaikan permohonan maaf apabila selama pelaksanaan KKN di Kabupaten Brebes, terdapat berbagai kekurangnyamanan. Hal ini tentu tak lepas dari keterbatasan masyarakat Kabupaten Brebes sebagai manusia dengan segala kondisi yang nyata. Adapun Pemerintah Kabupaten Brebes sendiri sedang terus mengupayakan pembenahan diri dan fasilitas untuk mengangkat derajat kehidupan dan kesejahteraan masyarakatnya.


Pada akhir sambutanya Bupati Brebes berharap agar mahasiswa STIT setelah lulus kuliah nanti dapat kembali ke tengah masyarakat, untuk mengabdi dan membangun daerah menuju masa depan yang lebih baik lagi dan agar ilmu di bangku kuliah yang telah diterapkan selama KKN menjadi ilmu yang bermanfat dan barokah.


Ketua pelaksana KKN STIT Brebes Drs. Subur M.ag mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Brebes dan masyarakt tempat KKN yang telah memfasilitasi dan mendukung KKN Mahasiswa STIT Brebes di tiga Kecamatan yaitu Losari, Tanjung dan Paguyangan selama 40 hari. Subur berharap agar kegiatan KKN ini dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat dan Peserta KKN.

IQ

IQ
Sepasang Kekasih

warior

seksi

GAMBAR APIK

GAMBAR APIK
Iklan Sosro

BREBES ISLAMIC CENTER

BREBES ISLAMIC CENTER
pintu masuk