Selamat Datang !

Silahkan Membaca dan berkomentar di blog ini
BEBAS !!!

12 Agustus 2009

Mengendalikan Nafsu untuk Seks yang Hebat

Laki-laki seringkali kewalahan mengendalikan nafsu. Setiap kali melihat perempuan molek melintas di depan mata, pikiran langsung melayang ke ranjang. Tidak masalah selama Anda bisa cepat mengalihkan perhatian, dan kembali fokus pada pekerjaan. Sebab bila tidak, hm, akan sangat merepotkan!

Meskipun Anda sudah punya pasangan yang bisa "menampung" hasrat, tapi terlalu riskan untuk melulu memikirkan seks. Hal yang jauh lebih penting adalah kualitas hubungan seksual Anda. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengerem hasrat yang seliar kuda sumbawa. Satu yang paling penting, berolahraga.

Lari atau jogging akan menguatkan otot tubuh. Bila ditunjang dengan latihan fitness, terutama yang berfokus pada penguatan otot paha dalam, pantat serta pinggul dan pinggang, akan sangat membantu Anda dalam aktivitas seksual bersama pasangan.

Selain berolahraga, penguatan nutrisi sperma juga diperlukan. Makanan yang banyak mengandung Zinc bagus untuk produksi sperma, seperti daging kambing yang dimasak dengan cara dibakar atau dipanggang (proses merebus atau menggoreng akan mengurangi kandungan zinc dalam daging). Menurut resep tradisional China, bawang putih bisa menambah volume sperma, juga mengencangkan penis.

Peredaran darah yang lancar di seluruh tubuh, dan terutama di daerah genital, akan sangat mendukung aktivitas seksual. Anda bisa meminta pasangan Anda memijit bagian pantat hingga tumit, lalu ke pangkal paha, betis bagian dalam. Selanjutnya, kantung penis diusap-usap, perineum dipijat pelan. Cara ini sangat efektif untuk melancarkan peredaran darah, sekaligus membangun keintiman Anda dan pasangan. Sebagai balasan, lakukan hal yang sama pada pasangan Anda.

Lelaki Hebat di Mata Wanita

Lelaki yang hebat tidak selalu berarti lelaki perkasa yang mampu memuaskan pasangan di ranjang. Lebih jauh dari itu, hal yang lebih diinginkan perempuan sesungguhnya adalah kemampuan laki-laki untuk memahami perasaannya.


Berikut ini ciri-ciri laki-laki menawan menurut sebagian perempuan.

Memahami emosi
Perempuan adalah mahluk emosional. Ia sering tidak bisa mengabaikan perasaannya dalam bertindak, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun seksual. Karena itu, lelaki pasangannya harus berusaha mengerti keinginan, harapan dan kesukaan pasangan perempuannya. Pada umumnya perempuan menginginkan kelembutan, tidak terburu-buru atau mungkin sebaliknya.

Memberi perhatian
Perempuan selallu senang diperhatikan. Dengan perhatian yang diberikan pasangan, perempuan akan merasa menjadi orang yang penting, dibutuhkan dan dihargai. Sebagai timbal baliknya, perempuan tidak akan segan memberi dan menyerahkan apa yang dibutuhkan, termasuk dalam hal seks. Bila sudah demikian, Anda juga kan yang akan diuntungkan? Perhatian tidak hanya harus berupa pemberian hadiah, tapi juga ucapan-ucapan cinta dan kemauan untuk mendengarkannya.

Pernyataan cinta
Percayalah, perempuan tidak akan pernah bosan mendengar pernyataan cinta Anda kepadanya.

Bagi lelaki, cinta adalah perbuatan. Tapi perempuan lebih yakin kalau ada pernyataan dan ungkapan dalam bentuk verbal dan artificial. Kata dan kalimat berbau cinta, puja-puji dan juga mimpi adalah pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Simbol-simbol romantisme seperti bau wangi, kamar tidur indah, alunan musik, hingga sentuhan dan ciuman lembut adalah mimpi indah yang menjadi kenyataan.

Memahami tubuhnya

Perempuan amat menyenangi foreplay, saat tubuhnya dicumbu hingga ia benar-benar siap bercinta. Agar pasangan Anda makin cinta, Anda harus mempelajari titik-titik peka pada tubuhnya untuk menumbuhkan gairah bercinta.

Kuasai teknik dan gaya bercinta

Tentu saja, untuk menjadi lelaki hebat di tempat tidur, harus tahu dan menguasai pengetahuan bercinta yang maksimal. Dari olah seks bukan hanya dari tingkatan kontak organ vital (coitus), tapi juga foreplay yang menggairahkan dan afterplay yang menyenangkan. Juga bagaimana perempuan dapat mendapatkan orgasme, meskipun satu-satunya jaminan membuat kenikmatan yang memuaskan.

Mau melayani
Dengan peningkatan pendidikan, informasi dan juga pergeseran tata sosial dan budaya, kini bukan lagi jamannya lelaki ibarat raja yang harus dipenuhi keinginan dan dilayani kemauannya. Untuk lebih menghargai dan membahagiakan perempuan, kini lelaki harus menekan egoisme dengan memberikan pelayanan. Tanyalah apa keinginan dan apa yang membuatnya puas dan bahagia, penuhi dan lakukan dengan sepenuh hati.

Sehat
Apapun yang anda lakukan, hasilnya akan lebih maksimal jika anda dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Karena itu, jaga kondisi tubuh anda agar tetap sehat dan segar bugar. Obat dan berbagai suplemen mungkin membantu, tapi olahraga memadai, makanan yang sehat selalu diperlukan berapa pun usia anda agar tetap fit. Yang juga tak kurang penting adalah bagaimana belajar menstabilkan emosi. Sabar, dewasa dan tenang, jangan mudah terpancing emosi.

Tanda Wanita Telah Jatuh Cinta

Wanita tidak mudah dibaca perasaannya. Bisa saja dia terlihat menikmati kebersamaan dengan Anda, tapi ternyata dia hanya menganggap Anda sebagai teman. Atau sebaliknya, dia agak sulit didekati, tapi seringkali Anda mendapatinya sedang mencuri-curi pandang pada Anda. Lantas, bagaimana tanda-tanda seorang wanita yang telah benar-benar jatuh cinta?

Bila Anda cukup jeli, Anda akan mampu menafsirkan perasaannya hanya dengan melihat bahasa tubuhnya. Hal yang perlu Anda lakukan adalah memperhatikan detail. Perhatikan reaksinya saat secara tiba-tiba Anda menyentuh tangannya. Apakah dia terlihat malu dan memindahkan tangannya atau tampak tidak senang dan segera meninggalkan Anda.

Seorang wanita yang tertarik kepada pria, biasanya memperlihatkan rasa nyaman. Dia tidak akan keberatan bila secara tidak sengaja (atau bahkan sengaja!), Anda menyentuh tangan atau lengannya.

Tanda berikutnya adalah seberapa rutin Anda berkomunikasi dengannya. Apakah Anda dan dia sanggup berbicara selama berjam-jam dan berkomunikasi secara rutin tanpa merasa kesulitan menemukan topik pembicaraan? Jika itu terjadi, maka sebenarnya dia menyukai Anda. Manfaatkan waktu ini dan tanyalah dia apakah dia mau hang out dengan Anda.

Setelah itu, perhatikan bagaimana sikapnya saat dia sedang bersama Anda. Lihat bagaimana cara dia memperlakukan Anda. Jika Anda perlu bantuan, Apakah dia membantu Anda? Apakah dia menunjukkan perhatian pada Anda? Apakah dia sering ada ketika Anda membutuhkannya? Hal-hal semacam ini bisa menjadi petunjuk, apakah dia menyukai Anda atau tidak.

Ada satu hal lagi yang perlu Anda perhatikan, dan ini sangat penting. Anda harus ekstra hati-hati dan melihat apakah dia melakukan hal-hal yang baik hanya untuk Anda atau dengan orang lain juga. Jika hanya kepada Anda, maka Anda mempunyai kesempatan.

Sebelum Anda mengambil kesimpulan, pastikan bahwa dia mempunyai ketertarikan hubungan romantis dengan Anda dan bukan hanya menghabiskan waktu. Tentunya, Anda tidak ingin tertarik dengan orang yang salah.

Qardhawi: Quthb Bertanggung Jawab atas Berkembangnya Islam Radikal

By Republika Newsroom
Senin, 10 Agustus 2009 pukul 12:52:00
KAIRO--Ketua persatuan ulama Muslim internasional, Syekh Yusuf al-Qardhawi, menyatakan pemikiran takfir (pengkafiran pada muslim lain) dalam kitab-kitab Sayyid Quthb sama sekali tidak mencerminkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang dianut mayoritas umat Islam di dunia. Pemikiran ini, tambah Qardhawi, juga tidak mencerminkan pemikiran gerakan al-Ikhwan al-Muslimun, karena pemikiran takfir sama sekali tidak selaras dengan pemikiran Ikhwan al-Muslimin.


Pernyataan Qardhawi ini disampaikan dalam dialog dengan Dr Dhia Rishwan, peneliti gerakan Islam terkemuka asal Mesir, dalam program acara televisi "Manabir wa Madafi" (Mimbar dan Debat) yang disiarkan oleh kanal al-Fara'in Mesir pada Jumat (7/8), sebagaimana dilansir IslamOnline.net.

Dari Moderat ke Konservatif

Menurut Qardhawi, Sayyid Quthb bergabung dan aktif di organisasi al-Ikhwan al-Muslimun sejak awal tahun 50-an atas dasar ketertarikan dan kekagumanya pada Ikhwan. Pada mulanya, Quthb berpemikiran moderat dan selaras dengan Ikhwan, namun lama kelamaan, Quthb berubah menjadi lebih konservatif.

Perubahan ini terjadi pada akhir-akhir masa hidupnya, khususnya dalam kitab tafsir Fi Dzilal al-Qur'an (Dalam Naungan Alquran) dan kitab Ma'alim fi at-Thariq (Rambu-Rambu Jalan). Perubahan ini juga sangat jelas terbaca ketika kita bandingkan Dzilal cetakan pertama dan cetekan keduanya, pada cetakan kedua lah mulai muncul pemikiran hakimiyah (masyarakat hukum) dan jahilyah (masyarakat jahiliyah.

"Ahlussunnah tidak pernah condong kepada takfir, tidak sebagaimana yang sering dilakukan oleh sekte Khawarij," jelas Qardhawi.

Pemikiran takfir tersebut, lanjut Qardhawi, berkembang ketika ia mendekam di penjara. Kondisi ini cukup memengaruhi pemikiranya. Quthb menganggap pemerintah yang ada sebagai komunis dan jauh dari agama.

Meski demikian, jika saja Sayyid Quthb saat itu tidak digantung (pada 29 Agustus 1966) dan diberi kesempatan untuk hidup normal (tidak dalam tekanan politik) dan berbaur dengan masyarakat, kemungkinan pemikiran Quthb akan berubah dan kembali lagi kepada pemikiran moderat.

Quthb dan Pendidikan Ikhwan

Menurut Qardhawi, Sayyid Quthb merupakan salah seorang yang sangat mengagumi sosok Imam Hasan al-Banna, pendiri Ikhwan. Atas ketertarikan ini, Quthb pun menulis buku berjudul Hasan al-Banna wa 'Abqariyyah al-Banna (Hasan al-Banna dan Kejeniusan Seorang Pendiri).

Meski demikian, pada perjalanan selanjutnya, masih menurut Qardhawi, Quthb lebih dipengaruhi oleh pemikiran Abul A'la al-Mawdudi, tokoh Islam sezamannya dari Pakistan.

Namun menurut Qardhawi pemikiran takfir dan tajhil (menganggap masyarakat Islam saat ini adalah jahiliyyah) sangat berbeda dengan pemikiran Mawdudi sendiri.

"Pemikiran Quthb lebih kepada pencampuran antara Ikhwan, Salafi, dan Jihadi," jelas Qadhawi.

"Sayyid Quthb adalah sastrawan, pemikir, cendikiawan, penafsir, dan tokoh Islam terbesar pada masanya," terang Qardhawi. Namun, tambah Qardhawi, Quthb adalah orang yang paling bertanggung jawab atas berkembangnya aliran pemikiran radikal yang sekarang marak di kalangan sebagian umat Islam. iol/taq

Syekh Bahauddin Naqshaband, Mahaguru Pembaru Tasawuf


By Republika Newsroom
Rabu, 12 Agustus 2009 pukul 09:01:00

Sejak kecil sudah menunjukkan dirinya sebagai orang yang cerdas dan berilmu tinggi.

Nama lengkapnya adalah Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad Al-Husayni Al-Uwaysi Al-Bukhari. Ia lahir di Qasrel Arifan, sebuah desa di kawasan Bukhara, Asia Tengah, pada bulan Muharram tahun 717 H/1317 M. Nasabnya bersambung kepada Rasulullah SAW melalui Sayyidina Al-Husain RA.

Semua keturunan Al-Husain di Asia Tengah dan anak benua India lazim diberi gelar shah, sedangkan keturunan Al-Hasan biasa dikenal dengan gelar zadah dari kata bahasa Arab saadah (bentuk plural dari kata sayyid) sesuai dengan sabda Rasulullah SAW tentang Al-Hasan RA, ''Sesungguhnya anakku ini adalah seorang sayyid.''

Shah Naqshaband diberi gelar Bahauddin karena berhasil menonjolkan sikap beragama yang lurus, tetapi tidak kering. Kemudian, sikap beragama yang benar, tetapi penuh penghayatan yang indah.

Pada masanya, tradisi keagamaan Islam di Asia Tengah berada di bawah bimbingan para guru besar sufi yang dikenal sebagai khwajakan (bentuk plural dari 'khwaja' atau 'khoja' dalam bahasa Persia berarti para kiai agung). Dan, pembesar mereka adalah Khoja Baba Sammasi yang ketika Muhammad Bahauddin lahir, ia melihat cahaya menyemburat dari arah Qasrel Arifan, yaitu saat Sammasi mengunjungi desa sebelah.

Sammasi lalu memberitahukan bahwa dari desa itu akan muncul seorang wali agung. Sekitar 18 tahun kemudian, Khoja Baba Sammasi memanggil kakek Bahauddin agar membawanya ke hadapan dirinya dan langsung dibaiat. Ia lalu mengangkat Bahauddin sebagai putranya.

Sebelum meninggal dunia, Baba Sammasi memberi wasiat kepada penggantinya, Sayyid Amir Kulali, agar mendidik Bahauddin meniti suluk sufi sampai ke puncaknya seraya menegaskan, "Semua ilmu dan pencerahan spiritual yang telah kuberikan menjadi tidak halal bagimu kalau kamu lalai melaksanakan wasiat ini!"

Meniti jalan spiritual

Bahauddin pun berangkat ke kediaman Sayyid Amir Kulali di Nasaf dengan membawa bekal dasar yang telah diberikan oleh Baba Sammasi. Sammasi menyatakan jalan tasawuf dimulai dengan menjaga kesopanan tindak-tanduk dan perasaan hati agar tidak lancang kepada Allah, Rasulullah, dan guru.

Bahauddin juga percaya bahwa sebuah jalan spiritual hanya bisa mengantarkan tujuan kalau dilalui dengan sikap rendah hati dan penuh konsistensi. Karena itu, melakukan makna eksplisit dari sebuah perintah barangkali harus diundurkan demi menjaga kesantunan.

Inilah yang dilakukan oleh Bahauddin ketika dihentikan oleh seorang lelaki berkuda yang memerintahkan dirinya agar berguru pada orang tersebut. Dengan tegas, tetapi sopan; ia menolak seraya menyatakan bahwa dia tahu siapa lelaki itu. Masalah berguru kepada seorang tokoh adalah persoalan jodoh; meskipun lelaki berkuda tadi sangat mumpuni, ia tidak berjodoh dengan Bahauddin.

Setelah tiba di hadapan Sayyid Amir Kulali, Bahauddin langsung ditanya mengapa menolak perintah lelaki berkuda yang sebenarnya adalah Nabi Khidir AS? Beliau menjawab, "Karena, hamba diperintahkan untuk berguru kepada Anda semata!"

Di bawah asuhan Amir Kulali, Bahauddin mengalami berbagai peristiwa yang mencengangkan. Di antaranya, beliau pernah ditangkap oleh dua orang tak dikenal dan dikirimkan ke makam seorang wali. Di sana, dia mendapatkan lentera yang minyaknya masih banyak dan sumbunya juga masih panjang, tetapi apinya hampir padam.

Bahauddin mendapat ilham untuk menggerakkan sedikit sumbu itu agar aliran bahan bakar menjadi lancar. Dengan khusyuk, ia melakukannya, tahu-tahu sekat pembatas antara dunia nyata dan alam barzakh terbuka di hadapan beliau. Di balik tabir ruang dan waktu itu, Bahauddin mendapatkan semua mahaguru khawajakan yang sudah meninggal dunia, termasuk guru pertamanya, Khoja Baba Sammasi.

Oleh salah seorang guru mereka, Bahauddin dihadapkan kepada kepala aliran khawajakan, yaitu Khoja Abdul Khaliq Gujdawani. Dari mahaguru yang agung ini, Bahauddin mendapatkan bimbingan langsung dalam meniti suluk sufi. Sejak saat itu, Bahauddin dikenal dengan gelar Al-Uwaysi karena mendapatkan pelajaran spiritual langsung dari seorang guru yang sudah meninggal dan tidak pernah ditemuinya di dunia. Hal ini sama dengan Uways Al-Qarny, seorang tabiin yang mendapatkan pelajaran spiritual langsung dari roh Sayyidina Rasulillah SAW.

Di bawah bimbingan Amir Kulali pula, Bahauddin terus mempraktikkan semua ajaran Abdul Khaliq Gujdawani, sebagaimana beliau juga mempelajari dengan tekun ilmu-ilmu Islam lainnya, khususnya akidah, fikih, hadis, dan sirah Nabi SAW.

Dan, karena wasiat dari Baba Sammasi, tidak heran kalau Amir Kulali memberikan perhatian khusus kepada Bahauddin. Setelah semua ilmu dan pencerahan spiritual yang ada pada gurunya diserap habis, Sayyid Amir Kulali memerintahkan Bahauddin untuk mengembara seraya menunjuk ke puting dadanya dan berkata, "Semua yang ada di sumber ini sudah habis kamu sedot, maka mengembaralah!"

Bahauddin kemudian belajar kepada beberapa mahaguru lain, seperti Khoja Arif Dikkarani dan Hakim Ata, hingga beliau menjadi mahaguru sufi terbesar yang pernah muncul dari kawasan Asia Tengah (sekarang adalah negara-negara persemakmuran bekas USSR), Persia, Turki, dan Eropa Timur. Beliau meninggal pada malam Senin, 3 Rabiul Awwal 791 H/1391 M.

Karena di dadanya terukir Lafdzul Jalalah (Allah) yang bercahaya, ia dikenal juga sebagai "Naqshaband" (bahasa Persia yang berarti: gambar yang berbuhul). Dan, kepada beliau, dinisbahkan Tarekat Naqshabandiyah yang merupakan salah satu tarekat terbesar di dunia. Tarekat ini tersebar luas di Turki, Hejaz, kawasan Persia, Asia Tengah, serta anak benua India dan Indonesia.

Adanya Tarekat Naqshabandiyah ternyata mampu mempertahankan identitas keislaman di Asia Tengah dan Eropa Timur, di tengah prahara komunisme yang menerpa selama lebih dari setengah abad. Para pemimpin kebangkitan Islam di Turki, seperti Erbakan dan Erdogan, juga berafiliasi kepada tarekat ini. Bahkan, akhir-akhir ini, Tarekat Naqshabandiyah memainkan peranan sangat penting dalam penyebaran Islam di Eropa dan Amerika.

Sementara itu, di Indonesia, ada beberapa cabang Tarekat Naqshabandiyah, seperti Khalidiyah, Mujaddidiyah, dan Muzhariyah. Yang terbesar adalah Tarekat Qadiriyah-Naqshabandiyah yang--sesuai namanya--merupakan hasil simbiosis dua tarekat terbesar di dunia.


Mengembalikan Esensi Tasawuf

Shah Naqshaband muncul untuk merevitalisasi perilaku beragama dengan mengajak kembali kepada tradisi yang hidup pada zaman Nabi SAW. Bagi Shah Naqshaband, hakikat sebuah tarekat adalah penerapan ajaran syariat dalam wujud yang paling sempurna dan konsisten. Sementara itu, hakikat adalah terealisasikannya "maqam kehambaan" seorang anak manusia di hadapan Allah semata.

Shah Naqshaband menyatakan bahwa tasawuf adalah inti agama dan inti terdalam dari tasawuf itu sendiri adalah muraqabah, musyahadah, dan muhasabah. Muraqabah adalah melupakan segala sesuatu yang selain Allah dengan hanya memfokuskan hati dan perbuatan hanya kepada-Nya.

Musyahadah adalah menyaksikan keagungan dan keindahan Allah dalam seluruh eksistensi. Sementara itu, muhasabah adalah instropeksi diri yang terus-menerus agar tidak lalai dari jalan yang mulia ini. Dengan ketiga inti tasawuf itu, hati seorang saleh terus hidup dan dihidupkan oleh zikir dan kebersamaan bersama Allah dalam setiap detak jantung dan embusan napasnya sampai dia tertidur sekalipun!

Agar mencapai maqam tersebut, seorang saleh harus menjalani pelatihan di bawah bimbingan seorang mahaguru spiritual. Dialah yang akan mengajarkannya prosesi berzikir dalam hati sesuai dengan firman Allah, "Dan, sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan penuh kesungguhan dan rasa takut (akan tidak diterima amal perbuatanmu), tanpa mengangkat suara pada siang dan sore hari dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah" (QS Al-A`raaf: 205).

Zikir dalam hati dipilih karena silsilah utama tarekat ini bersambung melalui Abu Bakar Ash-Shiddiq. Metode zikir ini diajari oleh Rasulullah dan berbeda dengan tarekat lain yang semuanya bersambung melalui Ali bin Abi Thalib yang diajari berzikir dengan menggunakan suara jelas. Zikir dalam hati adalah ibadah yang terbesar (sesuai dengan bunyi tekstual QS Al-`Ankabuut: 45) dan bisa dilaksanakan dalam keadaan apa pun.

Zikir dalam hati yang dilakukan oleh seorang Naqsyabandi menggunakan Lafdzul Jalalah (Allah) dan Laa Ilaaha illalLaah yang dilafalkan dengan cara tertentu sebagaimana diajarkan langsung oleh seorang mahaguru sufi (syekh). Dengan prosesi zikir ini, seorang Naqshabandi meniti tangga-tangga makrifat.

Shah Naqshaband pernah menyatakan bahwa shalat adalah titian spiritual yang paling efektif bagi seorang saleh asalkan shalatnya khusyuk. Untuk mewujudkannya, seorang saleh diharuskan mengonsumsi makanan yang halal baginya dan tidak pernah lalai mengingat atau "bersama" dengan Allah dalam kesehariannya, lebih khusus lagi saat berwudhu serta bertakbiratul ihram.

Di sisi lain, bertasawuf bagi Shah Naqshaband adalah sebuah perilaku sosial yang positif. Bukan sekadar berbudi pekerti yang luhur, melainkan juga berbuat kebajikan kepada sesama makhluk Allah. Seorang saleh tidak boleh merasa dirinya lebih mulia dari seekor anjing sekalipun. Dia juga selalu siap mengulurkan tangan kepada siapa pun yang membutuhkan bantuan. Bahkan, bantuan tersebut bukan sekadar diberikan dalam bentuk material semata, tetapi juga rohaniah dan spiritual.

Selain itu, bertasawuf juga berarti menghormati waktu. Shah Naqshaband pernah menegaskannya dalam bahasa Persia, "Orang yang berakal pasti tidak suka berkawan dengan seorang yang suka menunda-nunda pekerjaan jika mampu dilakukannya hari ini." Waktu harus digunakan untuk ibadah dalam pengertiannya yang paling komprehensif: berbuat kebajikan, baik yang ritual maupun yang sosial. Dan, tidak boleh ada waktu yang berlalu sedetik pun tanpa yakin bahwa kita selalu "mengingat" dan "bersama" Allah.

Dengan demikian, bertasawuf bagi Shah Naqshaband adalah mewujudkan ketundukan penuh kepada Nabi Muhammad SAW secara paripurna: menjalankan perintahnya, menghindari larangannya, meneladani perbuatannya, dan menghayati spiritualitasnya, sesuai dengan ajaran Islam menurut mazhab ahlussunnah wal jamaah.

Tidak heran kalau banyak ulama yang mengakui bahwa Tarekat Naqshabandiyah adalah saripati semua tarekat sufi. Dan, barang siapa yang suluknya tidak sesuai dengan ajaran Shah Naqshaband di atas berarti sudah keluar dari jalur yang benar meskipun mengaku sebagai pengikut beliau. Shah Naqshaband pernah menegaskan, "Tasawuf adalah syariat. Dan, barang siapa yang mengaku sebagai pengikut tasawuf, tetapi tidak menerapkan syariat, berarti dia telah tersesat!" aunul abied shah/taq

IQ

IQ
Sepasang Kekasih

warior

seksi

GAMBAR APIK

GAMBAR APIK
Iklan Sosro

BREBES ISLAMIC CENTER

BREBES ISLAMIC CENTER
pintu masuk