Selamat Datang !

Silahkan Membaca dan berkomentar di blog ini
BEBAS !!!

31 Januari 2010

KEUNGGULAN MANUSIA DARI MAKHLUK LAINNYA


Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 30 – 39 disebutkan :


Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang[2.30]. Dan tatkala Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat : Aku akan menempatkan seseorang yang memerintah di bumi; mereka berkata Apakah Engkau akan menempatkan di sana seorang yang berbuat kerusakan di sana dan menumpahkan darah ? Padahal kami memuji Engkau dan memahasucikan Engkau; Dia berfirman : Sesungguhnya Aku tahu apa yang kamu tak tahu [2.31]. Dan Allah mengajarkan kepada Adam segala nama, lalu mengemukakan itu kepada malaikat; Ia berfirman : Ajarkanlah kepada-Ku nama-nama itu jika kamu benar [2.32]. Mereka berkata : Maha sucilah Engkau ! Kami tak mempunyai ilmu selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau itu Yang Maha Tahu, Yang Maha Bijaksana [2.33]. Dia berfirman : Wahai Adam, beritahukanlah kepada kami nama nama itu. Ia berfirman : Bukankah telah Aku katakan kepada kamu bahwa Aku tahu apa yang tak kelihatan di langit dan di bumi ? Dan Aku tahu apa yang kamu tunjukkan dan apa yang kamu sembunyikan. [2.34]. Dan tatkala Kami berfirman kepada malaikat : Bersujudlah kepada Adam, maka bersujudlah mereka, akan tetapi Iblis (tidak). Ia menolak dan sombong dan ia adalah golongan kaum kafir. [2.35]. Dan Kami berfirman : Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di Taman, dan makanlah di sana (makanan) yang berlimpah-limpah mana saja yang kamu sukai, dan jangan dekati pohon ini, agar kamu tak tergolong orang yang zalim [2.36]. Akan tetapi Setan membuat mereka tergelincir dari sana, dan menyebabkan mereka keluar dari keadaan yang mereka ada di dalamnya. Dan Kami berfirman : Pergilah! Sebagian kamu adalah musuh sebagian yang lain. Dan bagi kamu adalah tempat tinggal di bumi dan perlengkapan untuk sementara waktu [2.37]. Lalu Adam menerima firman (Wahyu) dari Tuhannya dan Ia kembali (kasih sayang) kepadanya, Dia itu Yang berulang-ulang (kemurahan-Nya), Yang Maha pengasih. [2.38]. Kami berfirman :Kami berfirman :Pergilah kamu semua dari keadaan ini. Sesungguhnya akan datang kepada kamu petunjuk dari pada-Ku, lalu barang-siapa mengikuti petunjuk-Ku, tak ada ketakutan yang akan menimpa mereka, dan mereka tak akan merasa susah. [139]. Adapun orang-orang yang menolaki dan mendustakan ayat-ayat Kami, Mereka adalah kawan Api; mereka akan terus menetap di sana.

Dari ayat diatas tampak bahwa Allah menciptakan manusia di muka bumi sebagai khalifah. Malaikat mempunyai dugaan bahwa khalifah yang akan diciptakan Allah ini adalah mahluk yang akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah dalam perselisihan. Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa perbuatan itu juga dilakukan bangsa jin yang dulunya mendiami bumi sebelum manusia. Sesudah mereka berbuat kerusakan, Allah mengirimkan malaikat dan dibuanglah mereka ke gunung-gunung dan pulau-pulau terpencil .
Dalam Tafsir Al Misbah dijelaskan bahwa selain berdasarkan pengalaman makhluk sebelumnya, dugaan itu mungkin timbul dari sebutan khalifah itu sendiri. Arti kata ini mengesankan makna pelerai perselisihan dan penegak hukum, sehingga dengan demikian pasti ada diantara mereka yang berselisih dan menumpahkan darah. Manusia tetap akan dijadikan khalifah di muka bumi oleh Allah.
Hal tersebut dijelaskan dalam ayat berikut (QS 2:31-33). Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah menunjukkan kepada malaikat bahwa khalifah yang dia tugaskan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan mereka. Diberi-Nya khalifah ini potensi pengetahuan untuk dapat mengenal benda-benda. Potensi ini yang bisa membuat manusia mampu menjalankan perintah sebagai khalifah di muka bumi. Walaupun nantinya akan ada sebagian manusia yang akan berbuat kerusakan di muka bumi atau menumpahkan darah tapi dengan potensi yang diberikan kepada manusia maka manusia akan sanggup menjalankan tugas sebagai khalifah. Walaupun malaikat mempunyai ketaatan yang lebih baik, selalu menyucikan dan memuji Allah tapi tanpa potensi pengetahuan yang diajarkan kepada Adam maka tidak akan bisa malaikat ini menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi ini.
Kemudian manusia pertama ini dan pasangannya diizinkan oleh Allah untuk tinggal di surga. Di dalam surga, Allah memberi karunia yang banyak, salah satunya berupa makanan yang banyak dan baik yang boleh dimakan oleh Adam dan pasangannya. Mereka boleh menikmati yang mana saja, kapan saja mereka suka. Tapi Allah melarang Adam dan pasangannya untuk mendekati sebuah pohon. Dari sekian banyak makanan dan pepohonan di surga, Allah hanya melarang satu pohon untuk tidak boleh didekati.
Ketika ada larangan tersebut, manusia melanggarnya. Manusia melakukannya dengan tidak sengaja. Semua dikarenakan lemahnya manusia terhadap godaan setan. Allah tidak membiarkan Adam dalam kesengsaraan akibat perbuatannya. Allah mengajarinya beberapa kalimat yang sering dipahami sebagai bentuk penyesalan. Allah tahu bahwa bersamaan dengan potensi pengetahuan yang telah diberikan-Nya, tersembunyi kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh setan untuk menjerumuskan manusia. Karenanya Allah memberi sebuah fasilitas bagi manusia yang terjerumus untuk kembali kepada-Nya. Ia berjanji bahwa bila manusia mau mengakui kelemahannya dan menerima petunjuk dari Allah, maka Allah akan mengizinkan manusia itu mencapai keberhasilan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi dan pada akhirnya kembali kepada Allah di surga untuk selama-lamanya.
Potensi manusia menurut M Quraish Shihab dalam mengartikan potensi atau fitrah sebagai unsur, sistem tata kerja yang diciptakan Allah pada makhluk sejak awal kejadiannya sehingga menjadi bawaannya. Sejak kelahirannya manusia membawa potensi keberagamaan yang benar sebagai khalifah dan makhluk pedagogis yang dapat berkembang. Untuk mengembangkan potensi manusia dilaksanakan melalui proses pendidikan. 2) Implikasi potensi manusia menurut M Quraish Shihab dalam pendidikan Islam yaitu tujuan, materi dan metode pendidikan Islam. Pada aspek tujuan adalah supaya mengembangkan pertumbuhan yang seimbang dari potensi dan kepribadian total manusia melalui latihan spiritual, intelektual, rasional diri, perasaan serta kepekaan fisik. Pada aspek materi, materi yang di ajarkan pada anak didik tidak menyimpang dari koridor ketauhidan, sehingga pembentukan dan pengembangan potensi yang ada di dalam jiwa dan akal manusia bisa dan mampu mencapai apa yang menjadi cita-cita pendidikan. Metode yang diterapkan berorientasi dalam proses pengembangan tersebut dibutuhkan suatu metode yang efektif dan efisien untuk dapat merealisasikannya sehingga benar-benar mencapai hakikat tujuan hidupnya yaitu sebagai hamba Allah dan mampu mengemban tugasnya sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi.

Berkata Syaikh As-Sa’di, “Tatkala Hikmah yang Universal dan Ilmu yang meliputi dari Allah Subhanahu wa ta’ala dan kasih sayang yang sempurna Dia ciptakan Adam Bapaknya umat manusia yang Allah utamakan mereka dengan sebenar-benarnya atas kabanyakan dari yang telah di ciptakan olehNya :Dia memberitahu kepada para malaikan denhan firmanNya, yang artinya, (“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan dimuka bumi Khalifah) (QS.Al-Baqarah:30) yakni sebagai penganti makhluk sebelum mereka dari makhluk-makhluk (yang Allah ciptakan) Yang tidak ada yang menetahuinya kecuali Dia.
Manusia sebagai Khalifah Allah di Alam Semesta mendapatkan amanah untuk menjadi Khalifah di muka bumi yang berkuasa untuk memanfaatkan bumi Memang ada keberatan dari para malaikat akan kekhalifahan manusia karena menurut pertimbangan dan perhitungan para malaikat, manusia itu akan selalu melakukan kerusakan di permukaan bumi dan menumpahkan darah sesama manusia maupun sesama makhluk. Tapi Allah telah mempertimbangkan hal ini, disamping ada sisi gelap (yang barangkali merupakan masukan dari malaikat pencatat dosa), manusia juga mempunyai sisi terang, sisi positif dari manusia, yaitu kemampuan untuk mengelola permukaan bumi dalam segala aspeknya, dari semua sudut pandangnya.
Untuk itu Allah telah memberikan modal, yaitu berupa nafsu (keinginan), hati nurani dan akal, Malaikat yang terbuat dari cahaya hanya mempunyai hati dan kepatuhan kepada perintah Tuhan, iblis yang terbuat dari api hanya mempunyai hawa nafsu tapi tidak punya hati nurani. Sebagai khalifah Allah di bumi, manusia dilengkapi dengan akal budi (pikiran atau logika) berpasangan dengan panca indera yang saling melengkapi untuk mencerna dan mengembangkan ilmu pengetahuan demi mengelola seluruh permukaan bumi beserta isinya.
Setelah dilengkapi segala perlengkapan untuk bisa mencerna dan mengembangkannya maka Tuhan segera memberikan materi ilmu pengetahuan yang pertama kali diajarkan langsung kepada manusia. Tuhan langsung mengajarkan kepada Adam nama-nama benda, yang ada di bumi. Termasuk kedalam nama-nama benda itu tentu saja segala hal ihwalnya, diantaranya perilakunya, keteraturannya bila berhubungan dengan gejala alam. Keteraturan ini dikenal dengan Sunnatullah yang merupakan ketentuan Allah tentang perilaku benda-benda di bumi khususnya (dan di alam semesta pada umumnya). Dalam istilah manusia, Sunnatullah ini dikenal dengan Hukum Alam atau kaidah ilmu pengetahuan alam. Seberapa banyak manusia mengetahui Sunnatullah itu menunjukkan derajat seberapa jauh manusia itu mengetahui mengenai permukaan bumi ( yang menjadi tanggung jawab kekhalifahannya) dan alam semesta pada yang melingkupinya umumnya.
Selanjutnya pengetahuan know-how yang perlu diketahui untuk memanfaatkan suatu Sunnatullah atau suatu gejala alam lengkap dengan hukum-hukumnya serta informasi dan data yang berkaitan, manusia juga perlu mengetahui bagaimana caranya memanfaatkan hukum alam (Sunnatullah), lebih tepatnya bagaimana caranya mengetahui di daerah mana ada bahan yang menguntungkan untuk dieksploitasi dlsb. Cara untuk memanfaatkan alam ini dinamakan teknologi. Bahkan pastilah Tuhanpun sudah memberitahukan kepada Adam, bukan hanya pengetahuan mengenai benda-benda dan sunnatullah tapi juga bukan bagaimana caranya (teknologi) capung itu bisa terbang, bagaimana laba-laba membuat rumahnya yang ringan tapi menjebak, bagaimana kelelawar walaupun buta namun bisa terbang tanpa menabrak halangan karena radar yang dimilikinya dsb, Allah juga mengisyaratkan bahwa untuk melaksanakan tugas kekhalifahannya di bumi, manusia akan memperoleh petunjuk baik secara lisan melalui Nabi atau terdokumentasikan melalui turunnya wahyu yang dicatat, diingat dan dikumpulkan hamba-Nya yang saleh dengan teliti.



IQ

IQ
Sepasang Kekasih

warior

seksi

GAMBAR APIK

GAMBAR APIK
Iklan Sosro

BREBES ISLAMIC CENTER

BREBES ISLAMIC CENTER
pintu masuk