1. Menurut pendapat Imam Hanafi : Membaca Fatihah dalm shalat tidak di haruskan, beliau mengambil dasar dari Q.S. Muzammil ayat 20 :
Artinya : “ Bacalah apa yang mudah bagimu dari Al-Qur’an”.
Menurut beliau membaca Fatihah itu hanya diwajibkan pada dua rakaat pertama, sedangkan pada rakaat berikutnya boleh membaca Fatihah, boleh tidak membaca Fatihah, bisa juga diganti dengan bacaan tasbih .
Menurut beliau boleh meninggalkan basmalah sebelum Fatihah, karena menurut beliau basmalah tidak termasuk bagian dari surat Fatihah. Dan tidak disunnahkan membacanya dengan keras ataupun pelan.
Beliau mengambil dasar hadist Nabi :
Artinya : Dan dari Anas r.a Bahwasanya Nabi SAW dan Abu Bakar adalah mereka memulai shalat dengan Alhamdulillaahi Rabbil’Aalamiin. ( H.R. Muttafaq’Alaih )
Dalam Riwayat Muslim terdapat tambahan :
Artinya : “ Tidaklah mereka ( Nabi SAW dan Abu Bakar ) menyebut ( membaca ) Bismillaahir rahmaanir rahiim pada awal membacanya”.
Dalam hadist lain menyebutkan : Abu Sa’id bin Mu’alla berkata, “ Pada suatu hari aku sedang shalat di Masjid, aku dipanggil Rasulullah. Kemudian Rasulullah bersabda : “ Aku akan mengajarkanmu sebuah surat yang teragung di dalam Al-Qur’an sebelum enkau keluar dari Masjid”. Aku bertanya : “ Surat apakah itu wahai Rasulullah?”. Rasulullah kembali bersabda : “ ( Ia adalah surat ) Alhamdulillaahi rabbil’aalamiin. Ia tujuh ayat yang diulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung yang diberikan kepadaku.” ( H.R. Bukhari, Abu Dawud dan Nasa’I )
Dalam hadist lain disebutkan : Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda : “ Alhamdulillaahi rabbil’aalamiin adalah Ummul Qur’an, Ummul Kitab, As-Sab’ul Matsani, Al-Qur’an Al-‘Azhim, Ash-Sholat, Asy-Syifa’ dan Ar-Ruqyah”.
2. Menurut Imam Safi’i : Membaca Fatihah adalah wajib pada setiap rakaat, baik pada dua rakaat pertama maupun pada rakaat berikutnya, baik pada shalat fardhu maupun shalat sunnah. Menurut beliau Basmalah merupakan bagian dari surat Fatihah yang tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun. Dan harus dibaca dengan suara keras.
Beliau mengambil dasar dari hadits :
Artinya : Dan dari Nu’man Al-Mujmur ia berkata : “ Pernah aku shalat di belakang Abu Huarirah, maka ia membaca “ Bismillaahi rahmaanir rahiim”, kemudian dibacanya Ummul Qur’an”. ……….Kemudian ia berkata sesudah salam : “ Demi Tuhan yang diriku ditangan-Nya sesungguhnya aku menjelaskan sesuatu shalat yang serupa dengan Rasulullah SAW. ( H.R. Nasa’I dan Ibnu Khuzaimah ).
Dalam hadits lain disebutkan :
Artinya : Dan dari Abu Hurairah ia berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW : “ Bila kamu membaca Fatihah maka hendaklah membaca “ Bismillaahir rahmaanir rahiim”, karena Bismillaahir rahmaanir rahiim adalah salah asatu ayatnya ( fatihah )”. ( H.R. Daruquthni ).
3. Menurut Imam Maliki : Membaca Fatihah itu wajib pada setiap rakaat, baik dua rakaat pertama maupun rakaat berikutnya, sebagaimana pendapat Imam Syafi’i. Namun menurut beliau Basmalah bukan termasuk bagian ayat surat Fatihah, bahkan disunnahkan untuk ditinggalkan.
4. Menurut Imam Hambali : Membaca Fatihah Wajib pada setiap rakaat, baik dua rakaat pertama maupun rakaat berikutnya, sebagaimana pendapat Imam Syafi’i. Menurut beliau Basmalah merupakan bagian dari surat Fatihah, tetapi cara membacanya harus dengan pelan-pelan tidak boleh dengan suara keras. Dalam ini beliau mengambil dasar hadits riwayat Ahmad, Nasa’I dan Ibnu Khuzaimah :
Artinya : “ Tidak menjaharkan ( mengeraskan suara ) akan Bismillaahir rahmaanir rahiim”.
Refrensi :
Masykur A.B., Afif Muhammad, Idrus Al-Kaff, “ Fiqih Lima Mazhab: Ja’far, Hanafi, Maliki, Syafi’I, Hambali”/ Muhammad Jawad Mughniyyah; Lentera, Jakarta: 2000, Cet. 5.
H. Idris Achmad. BA, “ Tauhidhul Maram “, Pustaka Azam Djakarta; 1969
DR. Ahmad Hatta, MA, “ Tafsir Qur’an Per Kata Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul & Terjemah”, Maghfirah Pustaka, Jakarta;2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar